DO YOU LOVE ME?
Suasana menjadi
rumit setelah Aliya datang, Angga mencoba menenangkan Aliya. Tampak dari luar
Angga sedang menjelaskan apa yang terjadi. Monic hanya diam dan melihat dari
jendela. Ia merasa bersalah, namun Monic enggan untuk mencampuri urusan mereka.
Monic yakin kalau mereka berdua akan baik-baik aja dan bisa akur kembali.
Setelah beberapa saat Angga dan Aliya
berbicara, sepertinya awan cerah menghampiri mereka dan membuat mereka akur
lagi. Namun, Monic merasa aneh melihat mereka baikkan. Monic merasa tidak
senang dengan pemandangan itu, apalagi saat Angga memeluk Aliya. Monic
merasakan sakit.
Tuhan,.. Angga temen Monic. Nggak seharusnya Monic punya perasaan
ini sama dia.
***
“Gimana kemaren,
udah baikkan?” ß Monic
“Udh, kmaren knp pulang gak pamit?” ß Angga
“Sorry, takut ganggu. Aliya nanyain
aq?” ß Monic
“Ia, dia mau say sorry udh slhpaham sm
lo” ß Angga
“oo., gitu. Ya
udah. Monic mau nganterin ade ke sekolah” ß Monic
“ Nanti malem nonton yu. Mau gak?” ß Angga
“Berdua?” ß Monic
“Sm Aliya & Panji” ß Angga
“Boleh, tp gak janji ya” ß Monic
“Ok” ß Angga
Ya
ampun Monic, dengan PDnya kamu nanya berdua doang? Kesannya jadi berharap
banget. Ah, bodo.. Tapi ikut nggak ya..
Akhirnya Monic memutuskan untuk
menerima ajakan Angga. Satu-satunya alasan karena ada Panji, jadi Monic nggak
harus jadi kambing congek sendirian ngliatin orang pacaran.
Di depan rumah
Monic
“Aliya tau aku ikut?” Tanya Monic
“Tau ko, malahan dia yang minta buat
ngajak kamu. Naik gih” Kata Angga sambil membukakan pintu depan mobil
“Aku dibelakang aja, inikan kursinya
Aliya” Kata Monic membuka pintu belakang
“Emang gue supir lo, sini depan!”
Perintah Angga
“Tapi…”
“Ah lama..” Angga menarik tangan Monic
dan memaksanya untuk duduk di depan
***
Mereka pun segera meluncur untuk
menjemput Aliya. Dalam perjalanan Monic hanya diam dan pandangannya kea rah
luar. Angga yang melihatpun merasa aneh dengan sikap Monic. Karena Monic
biasanya banyak bicara namun mala mini berubah menjadi pendiam.
“Mo, tumben diem aja?” Tanya Angga
kemudian
“Nggak pa-pa” Jawab Monic singkat
“Ada masalah ya?” Tanya Angga lagi
“Nggak ada, fokus ke jalan aja”
Jawabnya ketus
Angga tidak bertanya lagi dan ia fokus
mengemudi.
Sorry
ya Ngga, Monic harus bersikap kaya gini mulai sekarang. Aku nglakuin ini buat
ngilangin perasaan Monic sama kamu
***
Handphone Angga berdering memecah
kesunyian diantara mereka. Aliya menelepon. Aliya mengatakan, Ia tidak bisa
ikut karena Ia harus menjalani pemotretan untuk sebuah majalah. Maklum Aliya
seorang model. Monic merasa senang mendengar hal itu. Ia tersenyum. Jadi, Ia
tak harus melihat pemandangan yang menyayat hati ketika mereka bergandengan
tangan. Monic dan Angga pun langsung menuju bioskop , sedangkan Panji pergi
sendiri dengan motornya.
Setibanya di bioskop, Angga
menghubungi Panji. Tampaknya Panji belum datang.
“Diangkat?” Tanya Monic
“Nggak aktif,” Jawab Angga sembari
belkali-kali menelepon Panji
“Mendingan, makan dulu aja yu.. lagian
filmnya masih 1 jam lagi” Saran Monic yang langsung menuju restoran dekat
bioskop
“Hey, tunggu..” Sahut Angga yang
kemudian merangkul pundak Monic. Seketika Monic terkejut. Matanya membesar dan
hal itu membuat hatinya cenat-cenut. Dalam pikirnya Ia harus segera
menyingkirkan tangan Angga dari pundaknya, namun hatinya berkata sebaliknya.
Manakah yang harus Monic pilih? Mengikuti pikiran atau hatinya. Sementara itu
Angga hanya santai sambil melihat ke segala arah mencari Panji tanpa tahu apa
yang sedang dirasakan Monic.
***
1 Jam Kemudian. Di Bioskop
“ Ini film kesukaannya Aliya, Komedi
Romantic” Kata Angga sambil memasukkan segenggam popcorn dalam mulutnya
“Oh, aku juga suka” Jawab Monic
singkat
BeTe
deh, kenapa harus Aliya sih yang diomongin. Ok. Fine, Dia pacarnya.
Selama menonton film, Monic hanya diam
dan sesekali memandang ke arah Angga yang sedang tertawa-tawa melihat film itu.
Monic suka melihat Angga ketika dia sedang seperti ini.
“Haha…bodoh banget tuh cewenya, kalo
suka ngomong aja langsung” Kata Angga tiba-tiba membicarakan film yang sedang
ditonton
Monic terkejut.
“Dia kan cewe masa ngomong duluan.
Cowonya aja yang gak peka” jawab Monic gugup
“Wajar ajalah mereka berdua kan udah
sahabatan, mungkin cowonya gak kepikiran cewenya bakal suka sama dia. Orang
cewenya gak kasih kode si” kata Angga
Monic kembali tekejut, ia tak langsung
menanggapi omongan Angga. Ia baru sadar kalau cerita dalam film itu mirip
dengan Ia saat ini.
“Menurut kamu kalau ada sahabat kamu
yang nyatain perasaan kamu gimana?” Tanya Monic dengan bodohnya
“Mmm…Gimana ya..Lucu juga sii Sahabat
jadi pacar” Jawab Angga kembali melihat layar besar
Apa
maksudnya lucu? Angga..Angga.. You make me crazy.. Apa gue ngomong aja kali
ya..Tapii…
“Misalnya nih, kalau beneran ada
sahabat kamu yang suka sama kamu saat kamu udah punya Aliya. Apa yang kamu
lakuin?” Tanya Monic lagi
“Gak mungkin. Sahabat gue semuanya
cowo. Cuma lo aja sahabat cewe yang gue punya. Emang kenapa nanya-nanya itu.
Emang lo suka sama gue?” jawab Angga
“Iya aku suka sama kamu” Monic
keceplosan
“Apa?” Angga terkejut sampai-sampai ia
tersedak popcorn yang sedang ia makan. Kemudian Angga langsung melihat Monic,
memastikan apa yang tadi ia dengar.
“Maksudku… itu… anu… Sorry Monic
keluar dulu” Jawab Monic terbata-bata dan kemudian beranjak dari duduknya
dengan tergesa-gesa
Angga terkejut sekaligus bingung. Ia
tidak beranjak mengejar Monic. Ia terdiam mengetahui Monic ternyata
menyukainya. Tanpa menunggu film usai, Angga meninggalkan bioskop dan mencari
Monic. Dia menghubungi Monic, namun tak ada jawaban. Setelah beberapa menit
mencari. Angga mendapati Monic sedang duduk di resto tempat mereka makan tadi.
Monic tertunduk malu. Kemudian Angga diam-diam menghampiri Monic dan duduk di
depannya. Monic yang tau Angga datang, Ia masih menunduk. Monic malu memandang
wajah Angga.
“Hei..” Sapa Angga sembari menarik
dagu Monic dengan lembut
Wajah Monic memerah menahan malu dan kemudian kedua matanya berkaca-kaca.
“Maaf ya.. Monic jadi kaya gini. Tapi,
tenang aja. Angga gak perlu khawatir. Aku pasti bisa lupain perasaan ini” Kata
Monic
“Lo ngga perlu minta maaf. Semua orang
punya hak untuk menyukai seseorang, siapa pun orangnya. Dan gue juga minta maaf
karena gue ngga tau perasaan lo.” kata Angga memegang tangan Monic.
Monic pun tak kuat membendung air
matanya. Dan akhirnya air matanya membasahi pipi. Angga langsung menyeka air
mata di pipi Monic. Kemudian Ia duduk disebelah Monic dan memeluknya. Monic pun
terhanyut dalam pelukan dan menangis tersedu sedu.
Tunggu Chapter 3 nya ya….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar